Image by Adrie Rumeser
Berbicara tentang hobi atau gairah, musik adalah salah satu yang banyak digauli dan gandrungi. Tak sedikit yang mencoba menjadikannya tak sekedar gairah, melainkan sumber penghasilannya. Berawal dari main-main menjadi main yang nggak main-main.
Karenanya gairah pun butuh (di)arah(kan). Kini bukan lagi saatnya membenturkan passion dengan label dikotomi ‘either-or‘ idealis atau komersial. Bagaimana upaya kita menghidupi idealisme dengan karya yang relatif lebih mudah dijual (laku) adalah sebuah upaya sadar mengarahkan gairah agar passion niscaya menghidupi.
Selasa, 2 Agustus 2022 kemarin, kolektif yang lahir di era pandemi ini, Socially Disdanced, bersama Kultur Ekstensif menghadirkan sesi berbagi perdana ARAH GAIRAH untuk berkenalan dengan industri audio-post dan music producing bersama Ibam (Tantra/Sonar/Holocen) dan Gatra (Massa Music Lab).
Moment ini disukseskan oleh Kopi Kompleks, stop awal yang membawa kami ke sesi awal yaitu berkenalan dengan industri audio-post. Kecintaannya yang besar pada musik dan audio, membawa Ibam Adam mengulik dunia music producing secara otodidak di awal 2000an.
Ibam sempat menjadi DJ (dengan genre trance) sebelum akhirnya membesarkan TANTRA, duo DJ melodic techno dengan track-track yang dirilis label independen Berlin, Jean Yann records dan mengantongi Track of the Year lewat track mereka ‘Maraka’ di Indonesia Dance Chart Award tahun 2022- bersama dengan Baba (Bharata Yuda) hingga saat tulisan ini ditulis.
Bersama Hudi, kawan baik yang juga seorang music producer dan DJ, Ibam membangun sebuah PH Audio Post yang dinamai Sonar.
“Dari sini saya belajar bahwa bagaimana caranya untuk menggabungkan kecintaan saya terhadap musik dengan kemauan client, tanpa harus mengesampingkan idealis dengan arahan referensi yang tepat”, kata Ibam.
Stop kedua membawa kami ke Flores 15 dengan topik utama how to produced the music dan label rekaman, kali ini dengan Gatra, seorang multi-disciplinary artist yang mengawali karirnya sebagai operator radio di Hard Rock FM, juga andil dalam beberapa pilot project seperti Massa Music Lab dan Radiogasm, hingga sukses menjadi Music Director hotel berbintang di Surabaya.
“Gausah nunggu ada label yang ngambil, lebih baik rilis sendiri dulu aja biar tau apa aja fieldnya yang dilakuin sama label untuk rilis rekaman lu”, Imbuh Gatra.
Di sesi kali ini Ibam pun angkat bicara soal music producing yang dilakukannya di luar Tantra dan Sonar. Holocen adalah karya Ibam yang mengusung soundscape yang tetap melodik namun beatless. Lagu-lagu pengantar tidur yang dalam juga lirikal seperti “I Looked to the Sky” adalah bagian dari perjalanan idealisme bermusiknya.
Stop terakhir, sekaligus merangkum seluruh sesi workshop di hari itu membawa kami ke Calypso Bar. Sesi final yang ditutup dengan after-party yang sangat fun ini turut menampilkan Alva, Rmd13, Ibam, dan Gatra.
Co-writer: Novita Poerwanto