
Photo by Orbitware
Born and raised in Bali, Orbitware started their journey with a DJ event at a warehouse venue. Bagus, one of the founders and members of Orbitware, has stated that creation and presentation are the pillars on which they have built their success. Recently, they performed at Vault, a gathering in Bali that showcased contemporary electronic music with artistic flair, while incorporating Animistic Beliefs. Orbitware works together as a collective, treating all participants and performers like family.
Orbitware is likely to invite a performer who is especially focused on art and DJ performances from Southeast Asia and has lived or worked abroad. They would also love to host guests or DJs who perform in Bali like family, whether it’s hanging out, having dinner, or just having fun around Bali. Connecting with new people and making friends organically is how they establish sustainable relationship.
Recently, Orbitware and Plainsong have teamed up to elevate their stage at Joyland Bali 2023. Joyland provided the opportunity for collaboration and curation of the Lily Pad Stage with The Secret Agents from Jakarta. The stage showcased an impressive lineup including Mairakilla, Gozal, Celina, Rub of Rub, Sundancer, and Ata Ratu. The performers presented a contemporary club culture and orbitware identity achieving a significant milestone since their initial launch at 2019. Now, they have partially curated one of Joyland’s stages.
On 4th April, Orbitware gather music enthusiasm to enjoy and watch Yousuke Yukimatsu, Kuntari live performance, Mairakilla and Raissa.
Define Orbitware and who’s behind it?
Orbitware dapat dibilang kolektif atau platform, pertama tahun 2019 yang termasuk awal pindah ke bali, bersosial cari tahu tentang wadah yang diperlukan untuk di bali. Orbitware berfokus pada budaya klub berada diantara dua irisan yaitu orang orang yang berada di skena eksperimental bali dan turis penikmat klub. Pada awalnya juga mengalami kesusahan membawa massa dan cari venue. Kami sempat berkolaborasi dengan beberapa kolektif untuk inisiasi Ravepasar, yang didalamnya terdapat musik, seni instalasi, dll. Pada awal dibentuk oleh Bagus sendiri, seiring berjalannya waktu bertambah ada 5 orang yaitu ada Mairakilla, Raissa, Tiara, Manda (Pinky Girl). Empat diantaranya adalah DJ dan produser, Manda seniman instalasi yang fokus ke art director (visual, flyer, dll.).
How’s the journey from the beginning?
Waktu itu ngerasa kayak mulai dulu aja, yang menarik adalah banyak DJ yang cuma pingin main aja, lebih ke nyari duit doang, sedangkan di bar ato klub kan banyak aturan, nah kalo di Orbitware itu mereka bisa main sesuai personal interestnya mereka.
Why contemporary music?
Sebenernya ngasih warna baru aja, secara di Bali udah banyak banget klub atau bar yang mesti techno, ngasih excitement baru ke orang dari segi kurasi musik, art installation-nya, pengalamannya dengan penyajian bentuk musik klub. Jadi untuk kurasi musiknya kita punya benang merah yang datengnya organik aja, misal ketemu artistnya. Jadi kita beberapa kali ngehost dan present DJ artist internasional, kebanyakan diaspora asia. Kayak contoh Celina orang Vietnam yang tinggal di US, Flora Asia Malaysia-UK. Prosesnya emang ngeliat beberapa artist yang punya potensi, kita biasanya pairing dengan beberapa artis lokal. Bulan lalu ada event animisticbeliefs, yang ada performer keturunan Indonesia tinggal di Belanda. Jadi kemaren di pairing sama Kadapat, jadi dari pairing itu ada experience insight baru, harapannya ada long term dan feedback relationship.

Photo by Orbitware
How about the talent scouting?
Jalan secara organik aja, dari temen ke temen, kita beberapa ada temen yang dari DJ luar yang udah pernah ke Indonesia. Ada juga yang kita emang liat artis yang ngeluarin album baru bagus abis perform bagus gitu. Secara lewat sosmed juga udah bisa, dari jadwal artisnya yang lagi tur ke Asia jadi nge-approach cepet ke agensi atau langsung ke artisnya, lebih terjangkau karena mereka emang lagi tur.
How does Orbitware monetize the platform?
Prosesnya cukup panjang, selama 4 tahun main revenue-nya emang dari penjualan tiket. Awal-awal pake duit sendiri jadi nombok banget, mungkin sekarang lebih enak karena udah punya audience yang udah tau, jadi sekarang kita bisa jual tiket untuk undang artis. Menurutku ticketing emang harus dibiasakan ya, contoh di Bali emang banyak banget event dimana-mana, secara harus dikasih experience dan performer yang worth it.
How does Orbitware build your audience?
Kita punya portofolio yang emang dari awal event yang kita buat emang legit, jadi dari kurasi artisnya aja, kayak di bali kan DJ udah mulai banyak dan gak jauh beda dari Orbitware. Kalau sekarang kita ada satu atau dua headliner internasional yang dipairing sama lokal, sisanya dari Orbitware. Jadi dari bulan Desember udah mulai tiap bulan bikin event dan ngehost, organik aja, jadi ada DJ lagi main di Bali ya kita ajakin main dan kita ngehost mereka.
What does Orbitware think about collective collaboration?
Kolaborasi itu perlu kalo misal ada tujuan yang perlu dicapai, tapi kalo gak ada tujuannya jadi kayak “ngapain”. Jadi kalau cuma gimmick doang ya gak perlu. Jadi mungkin pembeda Orbitware ya presentasi dan kurasi, jadi kalo ada artis ya kita kasih presentasi ya maksimal. Kalau sekarang concern kita fokus di soundsystem, secara mereka main tekstur soundnya yang macam-macam dan itu harus bener bisa didengerin dengan soundsystem yang bagus juga.
How does Orbitware curate or choose the venue? Jadi waktu pada jaman itu agak susah ya, mungkin gak fit di tempat mereka atau gak punya audience, kalau beberapa waktu ini lagi kerjasama sama klub kayak Vault, enaknya kita gak perlu rental soundsytem, lighting dan visual lagi. Kita sempet kolaborasi sama Kisminboys tujuannya yang dateng biar anak anak lokal doang, anak Denpasar yang dateng. jadi kayak kita bikin event di Canggu gitu, itu anak anak denpasar itu pada dateng, secara demografi juga beda kalo misal bikin event di Canggu banyak orang-orang Denpasar yang dateng.
For 4 years long, how does Orbitware keep going? Yang penting kita konsisten aja, lebih sering aktivasi dan event, dari situ mungkin jadi banyak yang liat dan nambah audience. Menurutku dari awal kalo kita udah buat sesuatu yang sesuai sama passion, itu yang bikin kita tetep ngelakuin itu, kalo misal udah secara visi beda mungkin bakalan di jadiin bisnis yang itu bakal ngasih pressure ke kita dan jadi gak fun lagi. Untuk bertahan ya kita harus beradaptasi, mulai shifting dan cari cara biar sustain sampe nanti, misal jual tiket. At least kita bisa bayar performer yang main sama kita secara proper. Orang-orang yang berada di Orbitware juga berada di ranah yang sama, jadi kita lebih gampang untuk memposisikan diri, dan kita juga sering ngehost artis yang lagi main ke bali, jadi kita ajak jalan-jalan, makan, dll.

Photo by Orbitware
What does Orbitware gain? Untuk sekarang kita belum ada concern buat harus dapet duit, cuma kita buat event yang ada orang dateng kita berharap dari situ muncul talent baru, jadi meregenerasi dan inspirasi baru, DJ dan produser baru. Kita punya plan buat platform event yang lebih kecil target anak anak lokal dan tetep kurasi talent baru dengan harapan ada nama baru bermunculan.
How can Orbitware become a collaborator for Joyland? What is the process? kita bisa bilang ini adalah sebuah opportunity untuk mengenalkan Orbitware dan programnya ke audience yang lebih masif. Kalau prosesnya mungkin Om Ferry ya, jadi mungkin Joyland tahun ini kan di Bali, mereka mungkin kasih wadah ke komunitas yang ada di Bali juga. Mungkin Orbitware cukup aktif dan bisa kasih presentasi yang fresh buat Joyland, dengan masuknya Joyland ini bisa ngasih warna baru dan bisa kasih presentasi dari segi teknis dan non-teknis Orbitware.
Does Orbitware have a target or a goal at Joyland? Nggak ada sih, jadi platform kan udah tersedia, jadi kita fokus ke kurasi dan apa yang bakal kita present, jadi Joyland ngasih kebebasan dan dipercayakan penuh dari Joyland.
Goals or expectations and is there any chance Orbitware will expand? Jadi tahun ini kita udah banyak upcoming program, yang bisa dibilang kita bakal tiap bulan bikin event. Harapannya kita bisa ngepresent yang lebih fresh lagi dan lebih banyak performance, jadi yang di present gak cuma DJ mungkin live performance. Desember kemarin ada live performance dari L.A yang ngasih experience baru. Kedepannya mungkin bakalan ngasih live performance tapi di klub, jadi gak hanya nge-DJ. Jadi bener-bener nunjukin klub kontemporer, kayak di Joyland di festival kita nunjukin experiencenya klub. Untuk ekspansi emang udah punya rencana untuk bikin program di kota lain, paling dekat di Jakarta, terus tahun kemaren kita sempet ngehost beberapa artis dan produser dari Asia. Mungkin kita ada rencana untuk bikin program bareng di Asia Tenggara, mungkin tur atau event. Jadi sebenernya dari awal emang pingin ngebuild networknya dan sekarang kalo di skena klub kontemporer dunia, Asia Tenggara lagi anget banget dibicarain, karena lagi banyak yang bermunculan. Karena mungkin udah mulai bosen ya dengerin musik Eropa ya, kebanyakan udah diulang-ulang. Kalau di Asia Tenggara masih banyak hal yang masih bisa di gali.
According to Bagus, how is Orbitware analogized?
Jadi Orbitware ini emang banyak fokus kasih platform ke seniman wanita. Nama Orbitware sendiri awalnya sebenernya biar gampang diucapin aja dan futuristik. Kita ngeliatnya sebagai keluarga, dimana kita nganggep artis yang pernah main maupun yang didalemnya ya kita anggep keluarga, jadi gak sebatas habis main di Orbitware ya udah.